Di antara sunnah yang sering diabaikan adalah berdoa setelah Shalat Fardhu.
Hal ini ditegaskan oleh Imam Asy-Syafi’i, dan menjadi pendapat keempat mazhab. Karena berdoa setelah Shalat Fardhu termasuk salah satu momen dikabulkannya doa. Maka, waktu seperti ini sebaiknya benar-benar dimanfaatkan untuk berdoa. Tanpa mengangkat kedua tangan, karena tidak ada riwayat yang sahih yang menyebutkan berdoa dengan mengangkat tangan.
Terdapat riwayat sahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa tanpa mengangkat tangan. Maka, kita pun tidak perlu mengangkat tangan. Namun, kita boleh berdoa dengan lafaz yang diriwayatkan dari Nabi, maupun dengan lafaz lainnya.
Jadi, sebagaimana telah disebutkan, inilah pendapat empat mazhab. Ungkapan Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmū’ menunjukkan bahwa para ulama sepakat dalam hal ini. Meskipun sebagian ulama belakangan menyelisihi, tetapi pendapat mereka terbantahkan oleh pendapat ulama terdahulu. Dengan dalil-dalil seperti inilah disyariatkannya berdoa setelah Shalat Fardhu.
====
وَمِنَ السُّنَنِ الَّتِي هُجِرَتْ الدُّعَاءُ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ
نَصَّ عَلَى هَذَا الْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ وَعَلَيْهِ الْمَذَاهِبُ الْأَرْبَعَةُ فَإِنَّ الدُّعَاءَ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ مِنْ مَوَاطِنِ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ فَيَنْبَغِي أَنْ تُهْتَبَلَ أَمْثَالُ هَذِهِ الْمَوَاضِعِ بِالدُّعَاءِ بِدُونِ رَفْعِ الْيَدَيْنِ لِأَنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ رَفْعُ الْيَدَيْنِ
ثَبَتَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا وَلَمْ يَرْفَعْ يَدَيْهِ إِذَنْ لَا نَرْفَعُ أَيْدِيَنَا لَكِنْ نَدْعُو بِالَّذِي وَرَدَ وَبِغَيْرِ الَّذِي وَرَدَ
وَعَلَى هَذَا كَمَا تَقَدَّمَ ذَهَبَ الْمَذَاهِبُ الْأَرْبَعَةُ ظَاهِرُ عِبَارَةِ النَّوَوِيِّ فِي الْمَجْمُوعِ أَنَّ الْعُلَمَاءَ مُجْمِعُونَ عَلَى هَذَا وَخَالَفَ بَعْضُ الْمُتَأَخِّرِينَ لَكِنْ مَحْجُوجُونَ بِكَلَامِ الْأَوَّلَيْنِ بِأَمْثَالِ هَذِهِ الْأَدِلَّةِ فِي الدُّعَاءِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ